Desa Melo Tidak pernah Absen Dari Pembangunan Ifrastruktur. - Peke tanah

Terbaru

Menulis Untuk Kenikmatan

Wednesday 14 August 2019

Desa Melo Tidak pernah Absen Dari Pembangunan Ifrastruktur.


Desa Melo Tidak pernah Absen
Dari Pembangunan Ifrastruktur.

  ** Opini Oleh: Ferryanus Djharu**
       Peminat: Sastra. 

                 
Feryanus Djahru
Peminat : sastra. 

                           
Foto viuw Kampung Keka/Jing
Desa Melo, Kec, poco Ranaka
Manggarai Timur, NTT (fto:akun
Facebook/ Bang Jeck


Desa Melo, terletak di Kecamatan Pocoranak,Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi NTT,

Desa Melo memiliki luas, 4,6.Luas Desa ( KM)  Menurut Badan Stastik ( BPS )  berpusat di ibu kota kabupaten Manggarai Timur, Data statistik BPS, Manggarai Timur 2017,Jumalah penduduk 1.389

DI Desa Melo Tersendiri Memiliki,Nama kampung, dan Rumah adat, tersendiri dan terbagi menjadi Dusun dan RT dan Rw,dan fasilitas penujang Desa

Beberapa, kampung yang tercakup di dalam Desa Melo, Mulai, dari Bibir jalan Umum,Jalan.Raya Benteng Jawa-Borong-Ruteng-Labuan Bajo.

Yaitu, kampung pemekar dari Keka dan Jing, di namakan peketanah dan masi ada nama sejarah lain, Rangga Rumah dan Benteng Tanah,
Kampung keka, dan rembong munta kampung asuhan,keka,,yaitu Rembong Muntah.

Kampung Jing, dan batas ujung Tempat pemakaman Umum (TPU)

kampung Melo, dan ada lintas lingkup kampung Redang dan Tawa,
Kampung asuhan, Rai,yang berbatas dengan Desa Leong.

Memiliki sarana publik, sekolah dan pusat pelayanan pembantu (Postu)

 Menyoroti Ke kampung Jing dan Keka.

Sudah 4 kali pergulatan perhelatan pemilihan kepdes, dari kepdes zaman orde lama, hingah orde pembaruan,
Masalah mengujing ke kampung Jing dan keka hingga Peketanah adalah, pasokan Air Minum, Bersih yang Kurang Begitu memadai dan pengelolahan di tanyakan??

Bergulirnya proyek pemerintah mulai dari, Air Minum,bersumber Dana dari Anggaran Pembelanjan Daerah ( APBD) dan hingga, proyek, telfor ruas jalan Raya,Peketanah menuju jing dan melo,Tempo berapa Tahun,muncul pembangunan proyek baru, yaitu Lapisan penetrasi (Lapen)  dan tempo, Tahun lagi bergulir pemasokan,Perusahan Listrik Negara ( PLN)
dan juga kelolah Swadaya Masaryakat, atas pembinaan bantuan Pastoral pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang berlokasi di wae lengger dan masi beroperasi sampai sekarang untuk sebagian yang berpartisipasi bangunan sewaday tersebut dan Pedesaan ini penulis menilai Desa emas, pembangunan apa pun pasti tersentuh, tinggal fungsi kontrol kepdes sebagi penangung jawa sebagai kepala Desa apa kah segala proyek segala legalitas terujia manfaat apa tidak (perluh transparan kepada Masaryakat.

Keistimewaan Desa ini tidak bisa kala saing dengan Desa lain, padahal dengan Luas Desa, 4,5.dan kampung yang berdiri di atas Gundukan bukit lereng besebelahan,semuanya tebing curam di hiasi, ribun pohon kopi,pohon dadap, kayu sengon dan mahoni, dan ratusan pohon cengki warga yang bertumbuh rimbun dan lereng sawa terjal betul-betul memanjakan mata,Desa asry tampa di racuni polusi Udara seperti di kota Besar-

Namun sampai saat ini, penulis mengeleng-geleng kan kepala dan sambil bertanya-tanya.

Di pantau, dari penulis, selama hidup di Desa ini, khusus jing-keka, berputar, pembangunan, sarna air Bersih, sudah berpa kali, namun hasil Nihil, tidak sampai, beberapa Tahun, Masaryakat setempat, derita kehausan Air Bersih ,

Khusus di Kampung peketanah masi, sulit mendapatkan Air bersih, hingga, terpaksa,menimbah Air sumur, dimana airnya keruh bercampur tanah, dan warga setempat, sebut wae Libo Air sumur, namun bukan air sumur yang di bor oleh Manusia,wae libo ini seperti, genangan air di celahan batuan Bisa di sebut secara kasar, kumbang kerbau, namun bertahun-tahun warga setempat, mengamini keadaan tersebut dan  berharap kepdes setempat, terbuka mata dan hatinya terguga  di mana dirinya juga menyaksikan realitas kekurangan air yang menimpah warga setempat

Di kampung Jing dan Keka tersendiri.,khusus kampung Keka, terdiri tegak di depan Rumah warga, adak Bak tampung Air, yang bertuliskan PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masaryakat Mandiri Pedesaan) bangunan Ground dan satu lagi bak kosong sudah rusak, peninggalan bangun orde lama, dan terlihat, di sudut-sudut rumah permungkiman warga yang berkepentingan di proyek air tersebut mungkin sekedar dugaan, Keran air, telihat, dan Orang pada bawa jerigen mengambil Air di situ, namun dalam kenyataan hari dan Hitung Tahun, Air yang di bangun tersebut, seperti terelan maut, yang ada hanya terjadi, Masaryakat pengantrian panjang, sambil menenteng jerigen air.

ada sebagian Masaryakat yang menghabiskan hanya waktu kerja, untuk sekedar menimbah Air, dan ada sebagian lagi sudah cape pulang  berkebun seharian, harus berantri menunggu Air untuk keperluan Masak malam,mana tidak berkesan sedih.

Lalu sebagai Masaryakat, tentu Heran dan Bertanya-tanya alokasi Dana peroyek Air tersebut, apakah alokasi dan tidak cukup hinggah  berkesan tidak Bagus, dimana bergulirnya peroyek air berkali-kali yang ada hanyalah  panjangan pipa dan bak air yang kelihatan moderen namun, efektifitas untuk Masaryakat Runyam, dan setiap kali pegadaan proyek air tersebut, kepala Desa sebagai pengatur regulasi kebijakan seprtinya tidak pernah Musrembangdes, ( Musahwara perencanaan Pembangunan Masaryakat Desa) dengan Masaryakat bawa ada cairan dana sebesar sekian untuk pembangunan Air minum dan berharap mutu dan bermanfat bagi Masaryakat, dan papan Informasi proyek terpapang di publik, walapun pertanyaan ini penulis mungkin sudah daluwarsa karena proyek sudah jalan lama tidak menuai protes Masryakat, dan penulis mau membongkar melawan lupa dan mumpung  bertepatan dengan politikdes sebentar lagi mencalon figur baik kepala Desa Melo, penulis berharap tulisan penulis mungkin bisa menjadi antensi dan sifat merujuk untuk wajah pembangunan ke depan, untuk kepaladesa sebagai pemegang mandat dari satu desa, mohon memberikan dedikasi baik kepada masaryakat, untuk masaryakat cerdas dan maju.

 sunggu ironis, agak aneh nya lagi, kalau malam hari air ini, ada yang berkepentingan khusus, memasukan air di bak tampung kamar mandi pribadi, sehingah ke esokan harinya, bak penampung keruh, yang ada, masaryakat harus antri, menunggu tirisaan air yang menenggak dari keran seperti orang lagi sadapan tuak.

Sungguh di sayang kan,antara aprat, yang memangku kepentingan di Desa tersebut  bisa berbuntut  saling bertengkar dan saling mengadu jotos, gara-gara yang satu mengindap sikap congkak hati,hinggah berujung melakukan perbuatan tak terpuji yang satu, ambil kain bekas, lalu tersumbat keran yang pasokan Air ke kampung Keka kemungkinan dengan tujuaan ke  kampung jing  air nya mengalir cukup deras.ataukah ? apa ada motif lain, padahal, mereka ini, waja pembangunan air yang ironis itu,dan problem ini di informasi dari warga telah menempuh jalan damai di polsek Mano-poco Ranaka, dan penulis berharap tidak lagi, kasus yang sama terulang, persoalanya mendokterin perilaku kurang bagus,buat Anak-anak Mudah yang memilik rasah membangun dan bisa memicu permusuhan antara suku adat setempat,harapnya,bagi intelektual Desa, betul-betul mentransformasi pendidikan dengan menujukan sikap dan perilaku ke darah mudah, sehingga dara mudah memeuji dedikasi mereka terhadap darah mudah yang punya jiwa pembangunan

Dan sampai saat ini, masalah kekurangan pasokan air di keka-jing-Rangga Rumah, menjadi masalah krusial, dan di mana pertarungan calon Kepala Desa (Kepdes) untuk priode lima tahun ke Depan, di helatkan,Bulan Oktober mendatang.

Beberapa figur, yang memiliki aura politik Desa, yang coba melahirkan ideh kreatif dan inovatif mereka mendegukan ke Masryakat,kasak kusuk, bergulir,. saling menyebut diri untuk mencalon kan kepdes pun mulai menampak,

Satu Harpan penulis, kepedes yang mau bertarung dalam, Perhelatan calon Kepdes, betul-betul figur yang memiliki jiwa keterpimpinan, khusus  mengkelolah, Bumdes, menjadi Bumdes yang berivestasi, berproduktif, berekonomi,berinovatif bisa membantu melaju pembangunan Ekonomis masaryakat dengan adanya Bantuaan, khusus dari Pemerintah pusat, khusus untuk memajukan masaryakat pedesaan melalui badan Usaha Milik Desa (Bumdes)

Dan merujuk ke peraturan, Mahkamah Konstitusi telah membatalkan Undang-undang Sumber Daya Air Tahun 2004, sehingga lembaga pemerintah memiliki otoritas kuat terhadap sumberdaya air. Ini berarti usaha penyediaan air bersih yang dikelola masyarakat di tingkat desa, yang dikenal sebagai Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), di masa depan bisa memiliki peran lebih penting dalam pengelolaan air

Sehingga pembangunan yang tidak perna absen dari pembangunan Ifrastruktur Desa Melo,betul-betul teruji Manfat hinggah pergerakan Ekonomis masaryakat tidak lesuh, dan intelektual Masaryakat makin terjamin, dan penumbuhan didikan anak cerdas dari sekolah Dasar,sekolah Tingkat lanjutan pertama, sekolah Menengah,sekolah Tinggi, semakin berkompetensi dan berkualitas demi kemajuan Masaryakat Desa Melo yang bermoderen**


Penulis: ferryanus Djharu
Redaktur : Media Online Peketanah.com.dan peminat sastra. 

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan jika Anda punya saran, kritik, atau pertanyaan seputar topik pembahasan.
Catatan :
Komentar ini menggunakan moderasi, setiap komentar yang masuk akan diperiksa terlebih dahulu sebelum ditampilkan. Hanya komentar yang berkualitas dan relevan dengan topik di atas yang akan ditampilkan. Harap gunakan sebaik-baiknya dan sebijak mungkin form ini. Terima kasih untuk kerja samanya. (jangan lupa centang notifme)