Sang Bendoro Guru dan Agusrahamat - Peke tanah

Terbaru

Menulis Untuk Kenikmatan

Thursday 23 May 2019

Sang Bendoro Guru dan Agusrahamat

    *** Novel:Oleh: Vian Dar***

            Masiswa Sumberdaya Manusia
                                  (SDM) 
            
Vian Dar (Foto seksa)
Penulis Lepas 

Sang Bendoro Guru dan Agusrahamat


Ini Kekuasaan mau Ngapain..!! Negeri Elok di ciptakan Sambur adul dan Ngawur oleh orang pintar Lalu kita, Yang Bodok terus Duduk Isap jempol begitu.??Tak pernah kubur masa Rezim Massa kekuasaan Belanda, dan hadir secara perlahan Menusuk, membabuh kan sesama yang masi bergelit berjuang merampas Bakul Nasi, Namun tidak lupa sebenarnya tidak perluh dengan sikap kritis yang membodokan, seprti tepuk Bak gayung, Cepritanya mengenai Jidat sendiri, ini Dunia macam apa...!!Kekuasaan macaam apa..!!Yang berkuasa yang menjadi Tuan dan akui diri tentara Zaman Jepang memiliki Tameng besar.



Ini cerita..!!!Ceritakan saja, Aku datang untuk mendengar itu...!Salah satu Propinsi termiskin di Indonesia adalah NTT, Pendapat ini di perspectif dari berbagai sisi yaitu Infrastruktur yang kurang memadai dan mendukung , Air bersih, masalah Sosial dan Kemanusiaan lainya dan masalah Penganguran. Dan lain sebagainya, sementara perijinan pembangunan sebuah Kampus hampir sampai keplosok Negeri, NTT,seperti Bak Jamur tumbuh lebat musim Hujan Bulan Januari. Melihat setiap Tahun Sarajanah menetas kurang lebih berapa ribu Orang dan itupun di data dari berbagai Kampus di Indonesia, seperti Jakarta, Yogyakarta, Bali dan lainya.
Jikalau kita bertanya. Ke manakah sarjanah Muda penetas baru ini nantinya akan Bekerja..? Tentu jawabannya ada didalam diri kita sendiri. Artinya jika Ingin mendapatkan pekerjaan tentu harus berusaha.mungkin buka usaha kecil, dan mencalonkan Diri sebagai peserta pegawai Negeri Sipil ( PNS) atau malah memilih untuk pergi mengadu Nasip, keluar Kota maupun keluar Negeri
Ada pilihan tentu ada juga konsekvensi jika memilih untuk mengadu Nasip keluar Negeri.itu bukanlah suatu alasan.Melainkan suatu upaya subtansial seseorang yang harus mereka capai untuk menjamin kehidupan,dan yang paling penting bisa mendapatkan pekerjaan. Yang pasti kabar tentang memproleh pekerjaan tak sedikit pula,ada yang mulus dan lebih banyak cerita  piluh yang di sodorkan.dan sungguh Miris meratap nasip Yang sunggu kurang adil jika terus di jalankan jika tidak seimbang dengan nauluri yang berputar dan yang terjadi adalah kisah Teragis yang di telan.
Ini betul bukan sebuah kisah lagi! Setiap Tahun data Yang di himpun oleh media cetak dan media Online korban nyawa TKI asal NTT, telan jiwaan,dan banyak terjadi di  Negara Iran/Malaysia. Entah,..fakta konkret dianiaya oleh Majikan atau diperkosa oleh premanisme dan lain sebagainya.Belum belum ada sikap tegas dari Pemerintah lebih kusus Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) Air mata keluarga membendung dan pecah isak tangis mendengar kabar dan muncul pengiriman peti Jenaza di depan Rumah Keluarga Korban dari luar Negeri. Sungguh Nggeri Dunia ini..!!

"TIdak sesuai dengan cita-cita Hujan Beras di Negeri sendiri malah di Bolak balik Hujan Batu di Tanah Orang,Pergi dengan penu bingkisan segudang Cita-cita.Malah pulang dengan Hadia titipan Peti Jenazah.Miris Ooh...Dunia sunggu tengik, berjuang dengan Mati-matian menyambung Hidup dengan mengembara di Negara orang, malah nasip berkatalain... Sedih-

Cerita ini saya buat dengan renungan yang mendalam,iming dan bayang-bayang kekejaman Manusia di Duniawi memperlakukan Manusia secara tidak beradab.Tindakan  keji memperlakukan sesama Manusia Layaknya Binatang, karena Binatang yang hanya bisa digambarkan dari Peristiwa-peristiwa yang terjadi..
Cerita sore senjah Di temani segelas kopi sambil menyeruput, duduk di sebuah kursi warna coklat di Di Balcony Rumah, sambil menikmat hempasan angin sore menemani senjah dan cakrawala yang sedikit menghebus kan cerita bagi kaum hawa yang lagi Jomblo Detik-demi detik menusuk buluh kuduk ku, Ahh..Ngapain aku pikir ini kan tentang Sang Bandoro Guru dan Agusrahamat, di mana kekuasaan melupakan tindakan keadaban sesama Makhluk Sosial. Secangkir kopi yang belum meneguk  habis.Telik demi telik mengutak-Atik Buku yang berceceran diatas Meja, tak mampu Aku bereskan lagi,seakan cerita penindasan yang di lakukan Sang Guru,anatra jengkel dan tidak terima dan penu Maklum.




Menengok ke hilir pantai  yang airnya terdia malu itu, warna biru Tua, aura pasir pantai berwarna emas kecoklatan dan melongongokDua orang WNA duduk dipojok warung milik Bu Suryati, Niat aku pengen menyapa dan mendekati untuk  berani meperkenalkan Diri,asal dan kejadian yang terjadi pada mereka. Selang waktu terlihat Kopi yang belum habis disruput, dan dudukk bersila dari tadi menacap layar Televisi Swasta yang menyiarkan Berita tentang Rekapitulasi Hitungan suara Pemilu semakin asyik ditonton,dan muncul rasah kecewa,sesal sedih,melihat pergolakan yang terjadi di Negeri betapa hebohkan jagat maya, berita pelaku bentrok, Banyak Luka-luka dan ada beberapa Orang Tewas, sungguh tragis, Seolah mereka tak terasa penting nya arti dari sebuah Kehidupan ini ,kasian Orang Tua susah paya membesarkan dari usia Bay samapi Dewasa, Bukan terimakasi dengan kesuksean mereka yang di beri malah beban malu yang di suguhkan ke orang Tua, antara malu dan sedih itu campur Baur.




Pertanyaan, Ngapain Ya..!! Korban Nyawa hanya untuk kepentingan segelintir orang dan golong yang mau berkuasa, dan mengacak-acak keutuhan bangsa yang sudah mirisnya ketika sekelompok itu yang berkuasa kita di perhati kan, Tidak.. Mala di caci-maki di bilang Babu. Ini sedih berharap masa orde baru penui otak dengan berbagai ilmu, mungkin lebih bagus Banyak-banyak membaca buku, biar suatu ketika kita bisa memposisikan diri kita di mana kita berada dan tidak di peralatan kan oleh Orang pintar.
SangBandoro Guru dan Agusrahamat  tibalah keduanya di Bandara I Gusti gurah Rai, melihat disekeliling orang-orang sibuk dengan kesibukan sendiri, jalan dari Barat ke Utara, dari Timur Ke Selatan mereka kelihatan sepertinya mereka lagi Linglung mereka lupa ingat. Sentak kalau menuju susut ke Jalan aspal yang licin,kendaraan berlalu lalang menderu, menambah hiruk pikuk kota seribu Pura. "Kita sudah tiba?"IYa...Tiba di Bali. Singkatnya!
Bangunan mewah, Hotel, Restorant, membuat kesan tersendiri ,wah.. ada berapa Bangunan besar yang kalau dikampung ku Itu cuma lereng pengunungan yang berbaris rapih dan Berbukit Hijau dan belukar padang sabana. Jarak dekat Kita melihat, muncul binatang liar, karena itu memang Padang sabana tempat kuda-kuda  merumput dan nan Indah dan sulit kita bayangkan, dan di apiki berbagai pagar Batu, tempat aku mengembara.




Dan tiba Taxsi yang sudah menunggu, menelusuri kota Bali adalah Momentum yang harus dikenang. Setidaknya melihat lampu jalan yang sehari tidak  padam, Tiba-tiba memancar terang cahaya di siang hari menyoroti pancar deras mengenai ubun ku,dan sang Sopir sepertinya kelihatan binggungan.sontak patung Arca yang sehari tadi lihat, muncul lagi, begitu pula dengan jalanan yang macet parah itu, seakan mengulangi waktu sajah..
Ada yang aneh dengan sang sopir, atau sang sopir tidak! Tau arah jalan tujuan kami kemana.? Tapi Dua orang Asing itu, yang menitipkan untuk mengantar ke Perusahan tempat kami kerja. Kelelahan, Lapar, menjadi ujian berat.Deretan Rumah makan,yang terkuras adalah Warung-warung kecil dipingir jalan satu per satu kami tinggalkan,Dan sampai terakhir adalah rumah warga yang nampak, elakan sawah dan ladang yang menghijaukan dan menguning menumbuh subur, emperan, Rumah mewah dan Gedung besar yang sedang direnovasi.Letupan??




 "Turun, kita.! Sudah tiba?
Tiba-tiba datang orang Asing menghampir lalu menawarkan Pekerjaan untuk dibagian ahli kontarktor, Elak Aku. Ah..!! kami Orang kampung  Tau kerja begituan seperti kelihatan aneh di kuping kami, Bukannya itu pekerjaan yang hanya bisa dikerjakan oleh orang -orang yang memiliki keahliaan di bagian Itu. Atau Orang berpengalaman.Harapan meminta kasihani oleh Ahli kontraktor untuk mempekerjakan kami.di bidang yang lain yang sedikit kami tau tapi tidak kedengaran aneh yang kaya tadi.Apapun kerjanya yang penting kami bisa mendapatkan makanan dan minum, biar kami masih bisa bertahan Hidup. Mengingat kampung Halaman yang penuh candaan seakan membawa kami suatu perubahan besar yaitu niat kerja keras dan kerja.




Entah, apa alasan untuk mengatar kami kesebuah Gubuk bambu, Disana semalam istrahat,dan bangun pagi tidak punya aktifitas Ahh..Jenuh juga,  hanya kedengaran suara Burung yang bersiul, Ini sama saja, dikampunng menjaga kebun Padi dan Jagung yang hampir panen. Keputusan ada ditangan, Impian untuk bekerja diperusahan besar dan mewah hilang dibawah angin malam, hanya satu cara,yaitu pergi dan mencari kerja dikota.Bali adalah kota terkenal, banyak Tamu Asing dan Lokal mengunjungi, Kok kita yang hanya datang untuk melihat isi dari kota Tersebut. Setidaknya harapan untuk kerja di Bali dan di perusahan besar belum pupus.




Pagi sekali rasanya,sebelum warga ayam berkokok dan warga se kampung bangun, terlebih dahulu Kami anjak Kaki pergi meninggalkan kampung terpencil itu, bukan tanpa Alasan, Kerjaan kami tidak punya,sunyi,sepih, uang menipis. Jarak kampung itu sangat Jauh sekali. Berangkat dengan kendaraan Roda empat untuk sampai Di kota.sambil melintasi Danau panjang kami lewati, lembah,Bukit dan tanjakan kami rasakan dalam perjalan. Hutan, rimba kami berlahan tinggalkan.Tak berdaya..!!! semangat" awal mencari perkerjaan berakhir putus asa.Memilih rencana pulang lagi ke kampung.Uang mana cukup, habis ditelan lapar dan kehausnya sialnya kehidupan yang menimpah. Kabar tentang Dua Orang Asing tak kunjung ada, Doa dan harapan hanyalah satu-satunya.Sang sopir berhenti dan memintah untuk segera turun dan menjelaskan jalan menuju Bandara Ngurah Rai, Untuk balik kekampung halaman. Tapi uang Habis, mati Kita..!! Di kantung celana hanya tinggal seberapa uang recean,pas untuk makan siang ini. Tujuan belum juga Nampak terlihat, tapi putar Balik ekor pesawat sudah Leanding.kami melihatnya dari jauh,..Ooh, itu tempat sandaran pesawat udarah. Kita akan segera sampai.Kawan" Keinginan untuk tetap berada di Bali sudah pupus dan tinggal memilih pulang atau melanjutkan perjalan ke kota di ujung Timur, yaitu Kalimanta alias kota penghasilan sawit terbesar Negara Indonesia.Sementara ada penawaran kerja untuk kerja di bagian olah lahan sawit disana, ada beberpa saudara yang tinggal dan kerja disana.dan permintaan nya, Datang sajah!!.  seorang kawan di sini lagi menawarkan untuk kerja di perusahaan tempat kerjanya.tinggal persetujuanmu,dan saat ini masih bekerja diperusahan tersebut. Sementara Dua penipu itu berharap ditangakap oleh Pihak berwajib, satu teman ku di meneriakkan, kami ini di tipu oleh jasa pekerjaan online.dan kesan kami semua perbuatan buruk akan menangung konsekvensinya Sendiri,****


Bali Denpasar 24 Maret 2019.



Penulis Merupakan Masiswa Sumber Daya Manusia (SDM) 

di Kampus Terbuka di Bali.dan juga Ketua Umum Himpunan Masiswa Satar Mese Timur MANGGARAI-NUSA BUNGA FLORES-NTT atau di singkat (HIMAST).
Saat ini menetap di Bali. 
Keseharian kerja, Kampus, Membacan Buku dan menulis adalah rutintitas jadi Tugas pokok. 

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan jika Anda punya saran, kritik, atau pertanyaan seputar topik pembahasan.
Catatan :
Komentar ini menggunakan moderasi, setiap komentar yang masuk akan diperiksa terlebih dahulu sebelum ditampilkan. Hanya komentar yang berkualitas dan relevan dengan topik di atas yang akan ditampilkan. Harap gunakan sebaik-baiknya dan sebijak mungkin form ini. Terima kasih untuk kerja samanya. (jangan lupa centang notifme)