Refleksi dan Renungan Kader PMKRI di KE-72 Tahun - Peke tanah

Terbaru

Menulis Untuk Kenikmatan

Saturday 25 May 2019

Refleksi dan Renungan Kader PMKRI di KE-72 Tahun

     ***Opini Oleh: Bayu Kornelis***
         -Kader PMKRI cabang Kupang
                                                                                           

           Bayu Kornelis (Foto Istimewa)
Masiswa Bahasa dan Sastra   dan Kader Muda 
PMKRI Cabang Kupang  

               
PEKETANAH.COM Tepat pada 25 Mei 1947 silam Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia didirikan dan hari ini 25 Mei 2019 merupakan suatu keniscahyaan karena kembali lahir ditengah-tengah peradaban yang sangat luar biasa gentir akan problema masyarakat, bangsa dan juga gereja di tanah air.

PMKRI merupakan salah wadah atau organisasi yang melek akan pertikaian sosial, masalah moral bangsa, Gereja, tanah air dan gejolak-gejolak penindasan, ketimpangan dan kesenjangan yang dibangun oleh segelintir orang yang berusaha bereuvoria bahkan membunuh nilai-nilai pancasila.

Religio Omnium Saentiarum Anima, Agama adalah segala Ilmu Pengetahuan. Nilai religius yang tersemat dalam wadah ini merupakan tonggak dan marwah yang telah bersemayam dan mendarahdaging di jiwa para mahasiswa pada saat itu. Janji, keterlibatan, keinisiatifan dan sumbangsi pikiran mahasiswa tetap melingkari dan terkukuhkan hingga detik ini.

Dewasa ini seharus dan semestinya PMKRI bukan hanya tempat melabelkan diri bahwasannya kecendrungan mahasiswa lebih kepada praktik hura-hura dan menyalahgunakan prinsip Tiga Benang Merah sekaligus memanfaatkan peradaban yang instans di era digitalisasi. Bukan hanya itu, kerberdayaan dan kekritisan dalam menyikapi isu-isu sosial terlihat amburadul dan tidak lagi berlandaskan nilai dan lebih cendrung hedonis terhadap apa yang di perjuangkan.

Hal inilah yang menjadi satu faktor krusial yang ilusionis bahkan berdampak dari sisi kemerosotan dan kemunduran semangat daripada kaum mahasiswa atau kaum intelektual. Sekalipun label ini dipikul, dijunjung bahkan menjadi acuan dalam bertindak dari sisi manapun, mahasiswa saat ini perlu melakukan renungan besar-besaran, karena peralihan zaman yang belum sempurna dan tuntutan zaman yang sangat mendesak.

Mengerucutnya lagi, mahasiswa khusunya PMKRI tidak perlu merefleksikan wadah tercinta ini, tetapi yang perlu di teropong adalah kepribadian dari mahasiswa itu sendiri, karena perhimpunan telah berdiri sejak lama dan mengasupi nilai-nilai moral, tanggung jawab, serta kekritisan dalam menilai dan menindaki suatu permasalahan baik dalam masyarakat, bangsa dan Gereja di Tanah Air bahkan jagad sekalupun.

Iniliah poin yang sesungguhnya perlu di bangunkan kembali dari ketertiduran mahasiswa pada Era Reformasi yang banyak mempersiapkan Objek-objek tertentu. Mahasiswa bukan hanya berfikir bagaimana berkontribusi terhadap perhimpunan, masyarakat, Bangsa dan Gereja, tetapi perlu menakar ketebalan daya pikir dan daya guna yang diberikan.

Dunia organisasi sebenarnya telah lahir sejak berabad-abad silam dimana manusia telah mampu berkawan (homo homini cocius), mampu bekerja (homo faber), mampu berdialektika (homo narans) hingga mampu mengemas segala komponen yang mereka hasilkan menjadi sebuah ilmu yang disebut kecerdassan (homo sapiens). Predikat manusia pada zaman dulu jika ditakar kembali, ibarat langit dan bumi, mengapa? Akal manusia tidak lagi sejalan dengan apa yang mereka lakukan, mahasiswa pun demikan.

Begitu banyak problem sosial yang terjadi akibat permainan elit-elit diluar sana yang meneyesatkan masyarakat. Belum lagi isu perpecahan berbagai pandangan dan undang-undang yang diotak-atik yang semakin membingungkan sekaligus tantangan Bonus Demografi yang diselipkan dengan tuntuan menuju 4.0.

Maka, saya sebagai salah satu mahasiswa khususnya PMKRI memiliki keprihatinan dan mengajak kita semua untuk tidak hanya merefleksikan tetapi juga Betul-betul merenungkan jejak out put dan out come akan kebutuhan perhimpunan dan bagaimana sinkronisasi yang terjadi antara sikap, semangat, dan nilai serta tindakan yang selama ini terjadi belum membuktikan sebagaimana jiwa perhimpunan itu sendiri yang "Manunngal dengan umat, terlibat dengan Rakyat"

Semoga dihari kelahiran baru PMKRI ke72 ini dapat menjadikan wadah ini, Sebuah Harapan baru kita bersama dan kegunaan lntelekual yang Kita emban dapat menjawab segala tantangan, tuntutan dan kebutuhan zaman***


- Pro Ecclesia Et Patri"Religio Omnuim Saentiarum Anima PMKRI-Milenial PMKRI-Bersua



Kupang, 25 Mei 2019.

  

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan jika Anda punya saran, kritik, atau pertanyaan seputar topik pembahasan.
Catatan :
Komentar ini menggunakan moderasi, setiap komentar yang masuk akan diperiksa terlebih dahulu sebelum ditampilkan. Hanya komentar yang berkualitas dan relevan dengan topik di atas yang akan ditampilkan. Harap gunakan sebaik-baiknya dan sebijak mungkin form ini. Terima kasih untuk kerja samanya. (jangan lupa centang notifme)