PUISI
Oleh:Vian Dar
Penulis Lepas Media online
Ketua umum HIMASTI-Bali
foto:Ilus sehelai daun Talas |
EMBUN DI DAUN TALAS!!
Hanya orang -orang dipedalaman yang lebih tahu Embun di daun talas. Embun itu membentuk gumpalan kecil, putih, bening ,kalau pagi sekali datang menelusuri hutan atau kebun,daun itu mekar dengan riang
menyambut pagi, malu-malu dengan matahari bersahabat dengan kelembaban,kadang burung pipit kecil ingin mendekat ,dan bersahabat tapi ia engan menghirukan. Tapi pagi, mental sedikit tidak sebanding dengan embun didaun putri malu yang kadang menyakitkan orang yang lagi santai berjalan kaki. Membasahinya, sepatu yang dipakai untuk hadir dipesta itu membasahi, itu kelakuannya kadang malu sendiri, tidak mau seorangpun disentuh. Lain lagi dengan embun dirumput -rumput gajah yang kalau diterpa angin semuannya hilang,kebeningan ,cahaya dirinya hilang belum lagi kalau saja ada yang jail melangkahi diatasnya, tidak pernah mengalahakan embun daun talas, kelihatan tidak bersatu tapi akur dalam sebuah hubungan persahabatan. Daun talas hijau warnahnya ditambah bening semacam mutiara yang ada didasar laut,ada adigium mengatakan daun talas memang ironisnya cinta
Lembab hanya burung -burung berterbangan dari pohon satu kepohon lain tapi tidak menyebar,kadang pohon kelapa yang tumbuh didaerah itu menjadi sarang, biasanya kelapa tumbuh didaerah tropis tapi nasibnya tidak seberuntung itu, ia tumbuh sendirian dilembah, ditemani burung pipit yang bersarang diradangnya.
Entah siapa yang membawanya kesuatu lembah itu, kadang memang tidak bisa diprediksi kemana masa depan kita akan bertumbuh, harapan, dan impian hanyalah fatamorgana.
Bentuk dari talas itu melengkung ,cocok sekali tinggal embun yang pasif tidak ingin hidup bersahabatan. Kalau ada yang menyentuhnya bergoyang tapi tidak jatuh, kecuali ia jatuh karena goyanganya lebih keras, siapa saja yang begitu akan jatuh, batang pohon kemiri itupun ia jatuh jika ada puting beliung yang menghantamnya, memang seperti itulah. Bisa saja orang datang,tiba -tiba harimau siang itu berlari dari arah timur dengan cepat, hati tergesah, nafas berhembus pelan, ada apa denganmu Kaisang,muka pucat, kaki gemetaran, titik air asam yang keluar dari dalam tubuh.
Air doa dan semua pada meminta kepada Tuhan, meminta pertolonganya, satu orang pura-pura memberikan satu gelas air, katanya air kehidupan. Kaisang, tampak sadar tapi ia hanya melihat kepura-puraan laki -laki itu. Tidak! Tidak! Aku tidak ingin meminumnya. Biarkan aku,disini ,biarkan aku melihat dunia yang penuh kebahagian,dunia yang bertemukan aku dengan cinta pertamaku. Mana mungkin? Ia saja tidak pernah hadir, ew. Ini mimpi, keluar! Keluar dari sini, ini bukan tempatmu.
Wargapun tergesah, kebingungan,banyak cemohan untuk seorang Ayah. Katanya ajaran Ayah yang tidak becus!.Seorang laki -laki duduk disamping aku,mulutnya berbauh daun sirih, menciprat sirihnya kena dibagian jhidat, Kaisang teriak meminta bantuan, tidak seorang datang. Hanya wajah -wajah lama yang gugur saja itu. Pergilah, carikan aku daun talas, daun yang ada Embunnya. Tak lama, Ibunya datang, ambil daun talas itu. Itu ajaib untuknya. Jangan terima tawaran itu, jangan! Air itu sudah dikasih penenang untuk selamanya. Mati dong! Aku tidak mau. Semunya bercucuran darah, ada yang bilang, nak kamu yang satu -satunya yang dititipkan oleh ibumu. Tapi muka Ayah tidak cemas, ia kelihatannya tahu menau tentang ini.
Calon sarjana ,kamu itu calon sarjana, masih banyak yang belum misi yang belum tercapai. Pulang!
Teukumar-Bali,15 Mei 2019
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan jika Anda punya saran, kritik, atau pertanyaan seputar topik pembahasan.
Catatan :
Komentar ini menggunakan moderasi, setiap komentar yang masuk akan diperiksa terlebih dahulu sebelum ditampilkan. Hanya komentar yang berkualitas dan relevan dengan topik di atas yang akan ditampilkan. Harap gunakan sebaik-baiknya dan sebijak mungkin form ini. Terima kasih untuk kerja samanya. (jangan lupa centang notifme)