~~OPINI~~
OLEH: selvian Dar**
Mahasiswa dan penulis Lepas Media Online
Foto Bersama (istimewa) |
Berpikirlah terbuka terhadap orang lain. Cobalah untuk menyukai dan menerima orang lain apa adanya dan bukan menuntut dan berharap mereka bisa seperti yang anda harapkan. Carilah kebaikan dalam diri orang lain dan belajarlah menyukai orang lain.
Ketika fajar inteligensi mulai menyebar diufuk timur kemajuan manusia, dan kebodohan serta takhayul telah meninggalkan jejak terakhirnya di pasir waktu, akan terekam dalam bab terakhir buku tentang kejahatan manusia bahwa dosa manusia yang paling menyedihkan adalah tidak adanya toleransi.
Sikap tanpa toleransi yang paling buruk berkembang dalam hal agama, ras, prasangka ekonomi, dan perbedaan pendapat. Berapa lama, oh Tuhan, kami maklhuk yang lemah ini akan menyadari kebodohan kami dengan mencoba merusak satu sama lain karena perbedaan agama dan ras?
Waktu yang diberikan kepada kami di dunia ini akan segera berlalu. Sama seperti lilin, kita dinyalakan bersinar beberapa saat, lalu padam. Mengapa kita tidak bisa belajar untuk menjalani hidup ini dengan benar selama kunjungan di dunia yang begitu singkat ini. Jadi, ketika kereta kematian datang dan menyatakan bahwa waktu berkunjung sudah selesai, kita sudah siap untuk merapikan kemah dan dengan tenang mengikuti kereta ini menuju tempat yang tidak kita ketahui tanpa merasa takut atau gemetar?
Aku berharap tidak akan menemukan orang Indonesia atau bukan Indonesia, Katolik atau Protestan, orang Ingris dan Amerika atau juga Israel ketika aku menyebrang ke sisi yang lain. Aku berharap di sana hanya ada jiwa manusia, saudara laki -laki dan perempuan, tanpa dibedakan oleh ras, keyakinan atau warna karena aku ingin tidak ada lagi sikap tidak bertoleransi sehingga aku bisa beristirahat dengan damai selamanya.
Itulah salah satu mimpiku dari sekian mimpi didalam menjalani kehidupan ini, ditanya kenapa bermimpi dan berharap seperti demikian? mungkin saya akan menjawab pertanyaan itu dimulai dengan senyum mungkin karena melihat tanah dan bumi manusia ini, seakan tergoyahkan karena kelakuan para pelaku -pelaku kejahatan yang tanpa berpikir bahwa sebenarnya kita sama. Sama-sama ingin hidup, sama-sama ingin beribadah, berpendapat, dan lainya.
Berpikirlah kembali wahai kaum intelektual dan cendikiwan, bahwa kita hidup untuk tujuan yang sama**
Penulis: Merupakan Mahasiswa dan penulis Lemapas Media Online.
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan jika Anda punya saran, kritik, atau pertanyaan seputar topik pembahasan.
Catatan :
Komentar ini menggunakan moderasi, setiap komentar yang masuk akan diperiksa terlebih dahulu sebelum ditampilkan. Hanya komentar yang berkualitas dan relevan dengan topik di atas yang akan ditampilkan. Harap gunakan sebaik-baiknya dan sebijak mungkin form ini. Terima kasih untuk kerja samanya. (jangan lupa centang notifme)