*** OLEH: Vian Dar***
Penulis Lepas media Oline
Masiswa FISIP,Fakultas Ilmu Politik Mhendradata Bali
Vian Dar. foto Seksa |
S
Saya tahu hidup itu,unik dan penuh misteri bahkan saya selalu percaya dengan mitos yang menyebar bisikan disetiap telingga orang bahwa proses adalah peluang mencapai harapan. Jika kita berpikir dan sering membaca dan mengikuti seminar dari orang -orang hebat (Motifator) .
Memang sih, kebayakan orang sukses itu yang paling spesifik dari faktor keturunan. Tetapi ada juga yang sebagian orang sukses mengatakan sukses itu berawal dari proses yang panjang, kadang hati terasa sakit dan banyak masalah dan lainya yang dihadapi. Tetapi katanya kalau kita punya harapan yang kuat untuk mencapainya dan bekerja keras tidak gampang menyerah semuanya bakalan hadir dan mengalir didalam hidup kita.
Saya, datang merantau ke Bali dari tahun 2015 lalu saat itu keinginannya banyak sekali, mau beli sepeda Motor besar (kalau sudah dapat kerja). Mau lanjutin kulia di universitas jurusan keguruan dan banyaklah keinginannya. Saat tiba di Bali setidaknya tujuan utama yang paling di realisasi terlebih dahulu yaitu bekerja. Saya diterima kerja di perusahaan swasta jasa Pest Contol. Ya, kerja disini harus bertahan dengan bau atau alergi obat-obatan dan yang terpenting bisa membiayai gaya hidup sendiri. Dari pada minta -minta dengan Orang Tua, apalagi tinggal di kampung yang cuman jadi pemabuk yang tak kenal siang dan malam. Apalagi jika ada pesta sekolah, palingan kalau saya tidak merantau "anak saya sudah pasti sudah sama seperti mencapai jumlah satu lusin gelas. Engak-engak bercanda. Umur saya masih 22 tahun, masah sih,bisa sekuat itu.
Ok, gini ya. Saya mengenal Dunia perkampusan itu tahun 2016 lalu saya mendaftarkan diri disalah satu kampus keguruan di pulau bali dan saya ambil jurusan Ilmu Pengetahuan Sosialisasi (IPS) Tetapi sekarang saya sudah pindah, pindahnya nyari jurusan Fisip. Ya, keinginan saya memang begitu, selalu berubah. Tapi sebenarnya tidak! saya punya alasan tersendiri kenapa saya pindah kampus? Yang pasti saya tidak goreskan disini dong ceritanya. Persoalannya terlalu panjang, tapi nanti kalau judul ini bisa diterimah oleh pihak publik dengan jumlah yang banyak. Tenang saja, saya akan buatkan cerita baru tentang perjuangan saya dan kenapa saya pindah kulia dan sebagainya. Tapi tungu, nanti ya.
Saya kulia empat tahun di Fakultas keguruan itu, kampus nya nyaman adem dan banyak teman-taman dari daerah saya kulia disitu. Emang begitu, kalau orang-orang dari bagian Timur Indonesia kebanyakan ambil jurusan keguruan. Entah apa alsannya? Atau cuma ikut -ikutan ajah saat pertama kali daftar diri. Soalnya didaerah Ntt lowongan untuk jurusan ini sangat sempit dan bahkan banyak pecahan sarjana dari berbagai kampus di Indonesia yang kerjanya cuma Ngangur.
Tapi, mungkin setiap orang kan kopentennya berbeda, tapi sebenarnya begini. Kalau dipikir -pikir juga, di daerah Flores kan sudah banyak tuh, penganguran berdasi. Kenapa masih banyak yang kulia, tapi kita tidak boleh meragukan hal itu dan tentang masa depan kita yang kita lakukan adalah terus berjuang dan di dukung oleh cara yang kreatif, inovatif dan produktif. Percaya deh, masih ada tempat untuk kita tempati.
2017 lalu saya memutuskan untuk pindah disalah satu kampus terbuka juga dibali. Saat ini saya masih mengabdi kepada nya. Saya pernah ragu dan binggung, kenapa saya harus pindah yang pasti alasannya juga harus konkrit dan banyak argument yang saya dapatkan dari teman -taman dengan cara pandang saya yang sangat berbeda dengan mereka. Menurutku, apa yang dirasakan dari hati untuk memilih jurusan apa tentu sendiri yang rasa dan memutuskan. Ah, memang hidup itu perlu banyak proses.
Saya kulia dikampus baru dan jurusan baru tentu saya harus bisa beradaptasi dengan Teman-taman baru, presepsi cara ngajar dosen dan masih perlu banyak belajar lagi.
Dunia kampus memang saya sudah berpengalaman sebab sayakan mahasiswa pindahan. Yang pertama pindah kampus dan jurusan itu adalah bagaimana saya harus bisa menguasai materi dari jurusan yang saya ambil tentu cara yang paling ideal adalah banyak beli buku baru. Entah itu tentang Politik, Sastra dan Sejarah dan motifasi saya tidak lewatkan Buku -buku motifasi. Karena saya tahu saya kuat sampai hari ini itu karena membaca buku motifasi. Kalau saya tidak banyak membaca ah, sudah pasti saya sudah bertemu dengan ibu saya disurga. Entalah, hidup saya tidak seperti hidup teman -teman, mungkin ada sih, sebagianya yang hidup susah seperti saya. Eh, tunggu -tunggu kok sampai bahas soal miskin begini. Ah, aku memang begitu orangnya.
Setidaknya saya sudah paham tentang dunia berdikari memang susah, ya hitung -hitung kurangi biaya kulia dari orang Tua. Ooh, hampir saya lupa saya orangnya penyabar dan aktif tetapi saya sedikit kelihatan malu kalau lagi ngobrol sama orang baru. Tapi tetap nyambung kok ngobolnya.
Kenapa saya berjuang keras untuk hidup saya?karena saya berprinsip "Saya masih mudah dan tenaga saya masih full, kenapa saya tidak gunakan masa mudah itu dengan sebaik kungkin bukannya Orang mudah itu adalah "Agent of Change." Pemuda emang dari Sejarah peradapan dan penjajahan sudah menjadi Agen perubahan. Bukannya Bungkarno pernah mengatakan bahwa "Kirimkan aku sepuluh pemuda akan ku guncang dunia ini" dan peran pemuda pada jaman peperangan melawan penjajahan itu paling depan. Intinya pemuda itu adalah prinsipnya kuat dan tekun.
Dunia dan Negara sekarang itu saling bersaing dengan tegnologi yang terus bertransformasi. Ya, tentu kita harus mengikuti jalurnya itu. Banyak karya anak muda yang mendapatkan apresiasi dari berbagai intitusi dan lembaga bahkan pemerintah karena kompenten anak muda dalam merawat dan mempersiapkan diri sebagai generasi milenial dan mengikuti alur transformasi rovolusi 4:0 yang mampu menciptakan karya baru. Harapanya sebagai generasi milenial adalah belajar untuk berkreasi dan berinovasi untuk terus bersaing dengan Negara -negara lain yang sudah sangat maju.
Maju dari berbagai bidang yang pasti berhubungan dengan Dunia Teknologi. Perubahan sekarang begitu pesat, pemudah harus terus berkarya bukan hanya duduk diam dan merokok dan mabuk -mabukan. Ini dunia sudah berubah men. **
Penulis: Merupakan Masiswa Fakultas Ilmu Politik (FISIP) di salah satu perguruan Tinggi di Bali.
Keseharianya,sibuk Membaca Buku dan suka koleksi-kolksi Buku-buku Judul terbaru. Dan salah satu Ketua umum,salah satu Organisasi dengan Tageline : HIMASTI BALI.
Baginya Menulis sama halnya Berbicara dengan ratusan Orang, Ketika Tulisanya di reportase oleh banyak pembca**
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan jika Anda punya saran, kritik, atau pertanyaan seputar topik pembahasan.
Catatan :
Komentar ini menggunakan moderasi, setiap komentar yang masuk akan diperiksa terlebih dahulu sebelum ditampilkan. Hanya komentar yang berkualitas dan relevan dengan topik di atas yang akan ditampilkan. Harap gunakan sebaik-baiknya dan sebijak mungkin form ini. Terima kasih untuk kerja samanya. (jangan lupa centang notifme)