CERPEN
*** Oleh: Hilarius Maku***
Antara Kopi Sore Dan Rindu Kampung Halaman.
Foto Segelas Kopi menemain Inspirasi Sore. |
Hilarius Maku (Martin) foto Ist |
Suatu sore waktu pulang kerja seperti biasa singgah di pinggir jalan.
Kali ini di sepanjang perjalanan Muncul ide untuk beristirahat sejenak guna untuk mengubur Jenuh, sembari mencari warung kopi di pinggir jalan.
Jarak antara tempat kerja dengan
Indekos sekitar tiga kilo meter,Begitu keluar dari Jalan Raya jalur umum.Memasuki jalan kecil, mencari jalan alternatif yang lebih cepat sampai tujuan, dan jalan melewati jalan di pinggir sungai yang sering di sebut Taman Pancing,Taman pancing ini, merupakan, Ruangan Hijau terbuka untuk Umum, Yang terletak di kabupaten Badung Bali, tepatnya di jalan raya Gelogor Cari-Kuta Bali. iya,.? karena di sepanjang jalan ini banyak aktivtas warga baik aktivitas Memancing Ikan, Lopas, Rekrasi,pertemuan Organisasi,dan berolahraga sambil menikmati angin seduh yang mengesepoy jelang sore hari dari senjah pantai Kuta,Dalam hati berpikir ingin sekali berada di tempat ini setiap sore, karena suasananya begitu indah dengan tata rumput yang sangat bagus dan eskotik begitu Bombastis sangat cocok, untuk berkumpul bersama teman -teman dan keluarga menghabiskan waktu liburan dan destinasi ini juga tidak jauh dari pantai kuta.Namun waktu dan keadaan yang selalu saja tidak memungkinkan.
Saat tiba di ujung Taman Pancing ini, dari sekitar jarak 20 meter, melihat ada warung dan di depan balcony warung ada tenda kecil yang di penuhi pengunjung.
Lalu pelan-pelan mengerem sepeda Motor dan menyalah lampuh isyarat bagian kiri dan lalau berhenti.
Di warung ini langsung melihat apa saja yang tersedia di sini,dan melihat ada berbagai makanan khas Bali, sering pengunjung warung menyebut dengan nama indah (Tipat cantok, Rujak,) Tetapi tidak tertarik karena sedikit tidak suka dengan makanan ini.
Langsung melirik deretan kopi bubuk saset yang tergantung di belakang, pemilik warung.Berbagai macam jenis kopi,yang di sajikan dan tinggal memilih, Kopi merek dagang kapal Api apa Kopi yang lain, Lima menit kemudiaan Kopi pun disuguhkan. dengan nada halus Ibu pemilik warung itu.
"Gus kopinya"menoleh dan mengambil Kopi itu dan berkata terima kasih IBu.persis di sebelah kanan duduk Dua Orang Gadis cantik sedang menikmati menu makan Rujak, Sedikit melirik mencuri pandang siapa tau dibalas dengan senyuman...Ah sudahlah..!! Dari warung ini melihat ke depan taman ada banyak Anak-anak yang sedang bermain layang-layangan.
Menikmati suasana sore ini saya berada di sini kurang lebih menghabis kan waktu 3 jam..berbagi hal yang di pikirkan,Hal yg di pikirkan termasuk pekerjaan dan yang paling berat,Yaitu merindukan kampung Halaman dan Keluarga Besar.
Dimana berbagai persoalan yang terjadi di Kota Besar,rentetan waktu, muncul, yaa... Maklumi namanya Kota, Besar.
Dan mengingatkan, kehidupan yang sungguh bahagia di kampung Halaman, di mana, di penuhi kesibukan,Berkebun dan bermain di sabana,pemikiran sulit yang menghimpit hilang begitu sajah, saking, luas dan lepasnya sabanah yang di hiasi, sabut Alang-alang dan Rimbun pohon Kopi.
Sawa dan ladang yang berlukar dan elok, memberikan senyuman sendiri,untuk menghibur hati yang lagi kacau dan sedih, menghadapi maslah kehidupan di Kota Besar, yang penuh dengan Hingar bingar, dan cerita seruput kopi sore ini adalah lawan dari sebuah kejenuhan hidup yang selalu di hibur dengan secangkir kopi hitam dan kepul asa asap Rokok, salam Rinduh untuk mu, sang senjah**
Taman, Pancing 12 Juni 2019
Penulis: Hilarius Maku.
Ketua Sesepu Kordinasi Desa Rana Mbeling.
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan jika Anda punya saran, kritik, atau pertanyaan seputar topik pembahasan.
Catatan :
Komentar ini menggunakan moderasi, setiap komentar yang masuk akan diperiksa terlebih dahulu sebelum ditampilkan. Hanya komentar yang berkualitas dan relevan dengan topik di atas yang akan ditampilkan. Harap gunakan sebaik-baiknya dan sebijak mungkin form ini. Terima kasih untuk kerja samanya. (jangan lupa centang notifme)