Penderitan Bulan November
Genre: kesaksian
Novel :Bulan November
Novel :Bulan November
Fto ilustrasi kesaksian 14 november |
Empatbelas November!!,perutku merasatersobek,pikiranku linghlu,mulutku”menyembunyikan senyum ke” yang sebenarnya,aku merasah terpinggir!merasah terbuang di jauhi teman-teman,di cemokan banyak orang di geser oleh waktu,aku seolah kehilangan daya dan fitrha di badanku aku merasah ini badai besar yang menusuk jari jemariku,
Luka’ku semakin melebar,ada malam-malam aku terusik,lari menyembunyi di bawa kolong tempat penyimpanan barang hotel,merasaha malu’aku merasah gagal dalam hidup,gagal,dalam urus rumah tangga,gagal dalam’.pribadi,gagal dalam bergaul gagal segalanya,orang-orang tidak.lagi menganggap aku siap?
Aku seperti sampah yang terserakan di ludahi oleh mereka,aku jalan kedepan mereka menusuk aku dari belakang dan mengusik aku,pura-pura baik,sebenarnya mereka niat jahat pada ku,tapi pura-pura tersipu-bersipu senyum.
aku anggap penderitaan saya gambarkan bulan November ini,bukan aku pribadi saja yang merasahkan,tentu semua orang pasti merasahkan ini,saya anggap gejolakan hidup seperti batu penghalang mencoba,menguji ke sabaranku sampai di mana,alhkadar,aku bukan master robot tahan banting,aku selalu motivasi dalam setiap goresku itu,tapi ini urusan batinku,sukar di baca oleh semua pihak,kamu boleh menertawakan karyaku,tapi sekali.lagi maafkan aku,
Ku coba malam itu menahan rasah ahmarahku,satu daun jendela pintu kaca di dalamnya di lapisi seberapa biji besi strali.aku ikat’,pintu dengan sendok makan,ia datang mengancam menusukan benda tajam di dada ku,sebenarnya aku mau ngomong bawa aku sudah malu ada apa kamu buat aku malu lagi,tapi apa daya,segalah pelindung tubuhku di bongkar dari tempayanya di hambur keluar dari sarangnya dia menangis tapi aku bahakan tidak merasa kasian karena saya sudah anggap aku sudah terlebih awal malu,hinggah.aku mengangkat kaki dari cumbuaan itu
pergi,mengusut,jalan panjang,sampai di persimpangan aku ingat kan lagi,apa yang sedang terjadi.dalam gejolakaan hidup aku,saya rasaha sudalah,.sudah hancur lebur,aku mau nangis,tapi aku pur-pura bahagia,meratap apa yang sedang terjadi,segema di sebuah lembah yang ukuran 3 x 2cm kurang lebih tinggi 1,5.m,aku merenung diri dan aku melepas rasah tanggung jawab ku,tapi aku bingung hendak kemana,di antara kebingungan dan ketaklukan ku,aku seperti bukan manusia lagi,aku rasah mahkluk hidup yang penuh dosa,ohw,!tak sampai di situ sehari aku jalan sepanjang jalan,ketemu dengan padang belukar sabana,sempat aku menuturkan semua kejadian yang sedang melimpahku,namun sehelai daun ilalang hanya mengsepoi-sepoi,dengan deburan aginya mengenai otak ku,aku mau jalan menghimpit ‘ kaki ku pegal tali urat ku seperti terputus,aku sakit karna kepikiran hanya demam biasa kadang tidak makan,terasah kenyang terus,aku memang kebingungan,baru aku pemula sekali terkapar masalah berat yang aduhai sekali aku rasah,kadang merasah berat,kadang muncul egoku,ohw,Alam semasta,saya rasah sang penyelamat ku sudah tidak ada di pikiran ku,sering kali,setan itu godaku dan membisiku lakukanlah,tidak apa-apa,sejarah ini,pergulatan terhebat dalam hidupku baik luka batin,jiwa,fikiran,dan juga imanku,semua orang tercintaku pergi begitu saja dari bandoro kehidupan mimpiku,ku kenangkan ini,ada momentum bersejarah aku bungkus dengan sehelai lembar goresan nantiaku menceritakan kepada sang yang mahakuasa,atas terjadi yang menimpah hidup ku ini,Penderitaan Epatbelas November**
Luka’ku semakin melebar,ada malam-malam aku terusik,lari menyembunyi di bawa kolong tempat penyimpanan barang hotel,merasaha malu’aku merasah gagal dalam hidup,gagal,dalam urus rumah tangga,gagal dalam’.pribadi,gagal dalam bergaul gagal segalanya,orang-orang tidak.lagi menganggap aku siap?
Aku seperti sampah yang terserakan di ludahi oleh mereka,aku jalan kedepan mereka menusuk aku dari belakang dan mengusik aku,pura-pura baik,sebenarnya mereka niat jahat pada ku,tapi pura-pura tersipu-bersipu senyum.
aku anggap penderitaan saya gambarkan bulan November ini,bukan aku pribadi saja yang merasahkan,tentu semua orang pasti merasahkan ini,saya anggap gejolakan hidup seperti batu penghalang mencoba,menguji ke sabaranku sampai di mana,alhkadar,aku bukan master robot tahan banting,aku selalu motivasi dalam setiap goresku itu,tapi ini urusan batinku,sukar di baca oleh semua pihak,kamu boleh menertawakan karyaku,tapi sekali.lagi maafkan aku,
Ku coba malam itu menahan rasah ahmarahku,satu daun jendela pintu kaca di dalamnya di lapisi seberapa biji besi strali.aku ikat’,pintu dengan sendok makan,ia datang mengancam menusukan benda tajam di dada ku,sebenarnya aku mau ngomong bawa aku sudah malu ada apa kamu buat aku malu lagi,tapi apa daya,segalah pelindung tubuhku di bongkar dari tempayanya di hambur keluar dari sarangnya dia menangis tapi aku bahakan tidak merasa kasian karena saya sudah anggap aku sudah terlebih awal malu,hinggah.aku mengangkat kaki dari cumbuaan itu
pergi,mengusut,jalan panjang,sampai di persimpangan aku ingat kan lagi,apa yang sedang terjadi.dalam gejolakaan hidup aku,saya rasaha sudalah,.sudah hancur lebur,aku mau nangis,tapi aku pur-pura bahagia,meratap apa yang sedang terjadi,segema di sebuah lembah yang ukuran 3 x 2cm kurang lebih tinggi 1,5.m,aku merenung diri dan aku melepas rasah tanggung jawab ku,tapi aku bingung hendak kemana,di antara kebingungan dan ketaklukan ku,aku seperti bukan manusia lagi,aku rasah mahkluk hidup yang penuh dosa,ohw,!tak sampai di situ sehari aku jalan sepanjang jalan,ketemu dengan padang belukar sabana,sempat aku menuturkan semua kejadian yang sedang melimpahku,namun sehelai daun ilalang hanya mengsepoi-sepoi,dengan deburan aginya mengenai otak ku,aku mau jalan menghimpit ‘ kaki ku pegal tali urat ku seperti terputus,aku sakit karna kepikiran hanya demam biasa kadang tidak makan,terasah kenyang terus,aku memang kebingungan,baru aku pemula sekali terkapar masalah berat yang aduhai sekali aku rasah,kadang merasah berat,kadang muncul egoku,ohw,Alam semasta,saya rasah sang penyelamat ku sudah tidak ada di pikiran ku,sering kali,setan itu godaku dan membisiku lakukanlah,tidak apa-apa,sejarah ini,pergulatan terhebat dalam hidupku baik luka batin,jiwa,fikiran,dan juga imanku,semua orang tercintaku pergi begitu saja dari bandoro kehidupan mimpiku,ku kenangkan ini,ada momentum bersejarah aku bungkus dengan sehelai lembar goresan nantiaku menceritakan kepada sang yang mahakuasa,atas terjadi yang menimpah hidup ku ini,Penderitaan Epatbelas November**
Kuta Bali,18 April 2019
Novel: 14 November
Regenere:kehidupan
Bahasa:sastra
Pengarang: Feryanus Djharu
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan jika Anda punya saran, kritik, atau pertanyaan seputar topik pembahasan.
Catatan :
Komentar ini menggunakan moderasi, setiap komentar yang masuk akan diperiksa terlebih dahulu sebelum ditampilkan. Hanya komentar yang berkualitas dan relevan dengan topik di atas yang akan ditampilkan. Harap gunakan sebaik-baiknya dan sebijak mungkin form ini. Terima kasih untuk kerja samanya. (jangan lupa centang notifme)