Gadis Mawe - Peke tanah

Terbaru

Menulis Untuk Kenikmatan

Monday 29 April 2019

Gadis Mawe

Cerpen:
Karya:Ferryanus Djharu
Kelam masa SMA
Kiasan cerpen Bram & Senjah
Gadis asal:kampung mawe. 
Penulis memberi judul. 
"Gadis Mawe. 
Terimakasih.. Selamat membaca
Bubuh kan komen anda di kolom 
Bawa,tulisan ini ya..



GADIS MAWE"

Siapa saja,pasti kenal massa kelam
Di mana masa-masa itu, sejuta kebagian
Selalu di isi dengan kebagihan yang
Tampa putus. 

kisah kelam masa happy-happy 
Silir semilir,udara nan, dingin 
Tersulut, munguap dan mengepul
Di suatu pedesaan yang di apiki
Gunung tinggi menjulang, di bawa kaki Gunung, tampak terlihat orang berlalulalang menyibuk beraktifitas
Keseharian mereka, ada yang profesi petani, Guru, buruh, prajurit, pedagang dll.

Suatu senjah, Bram,(nama samaran) toko dalam cerita, menyukseskan
Pendidikanya di suatu lembaga pendidikan menengah bagi,yang merajut dalam ilmu pertanian, 
Bangunan,seluas,1000 m, gedung berbentuk sudut 90 derajat, di naungi rimbunan pepohonan "uang
Yang membulir kuning pada saat buah masak pada bulan Juli-Agustus 
Bulan itu, juga orang sekampung itu, bersenyam senyum, membahagiakan menyapah panen, uang yang melimpah rua, sambil menghitung dan menyisikan sebagian jeripaya hasil buah uang itu, untuk bayar,"utang dan keperluan lain. 

Suatu lembaga itu mendirikan bangunan rumah hunian, kalangan di situ sebut, asrama".
Asrma sebutan bagi kaum yang melayat ilmu di suatu lembaga pendidikan di kampung itu, 
Bram" diam di sunyian itu. 
Kian lama mengenan dan mendiami sunyian yang mengapik di bawa lerengan gunung tinggi itu, 
Permpuan sebaya, itu menyepatkan hp, ke bram,mengutak atik, mengisi sebiji no telpon,untuk menelpon, sang (senjah) senjah nama gadis, murah senyum, bahasanya halus, namun kejam, keras, suka ngambek. Rentan komunikasi telan belarut-larut, waktu berakhir berhenti, kerabat sang senjah, pulang ke kediamanya, 
Segelintir nomor telpon, melekat di 
Di Hp, bram,
Utik-utik atik, kian waktu, menghubungi, no telpon yang melekat di hp, krabat sang senjah, 
Merasa terkecoh, bram,berpikir,
Ahh.. Aku telpon saja,no yang melekat pada hp ku, mungkin ada yang terbaru, usaha ku, menelpon, sang senjah menyahut dengan suara lembut lantang, menyambung telpon, menyapa, bram, kian lama.ertan komunikasi menyalir lancar, perkatan rayuan, untuk sang senja, mulai memubajir kata, ' dengan erat menyapa, menuangkan perkatan saling sapa menyapa mengajak meyalin erat hubungan, utuk ketemu di suatu ketika, saling menukar isi hati, sang senjah & Bram. 
Nyalir, pertukaran ide, pendapat
Antara duanya terpestru di suatu hunian, nan hijau, di apik pagar belalang indah, jauh berbalut kelabu, hijau bagaikan daun uang, yang tumbuh rimbun mengapik rumah, tiap hari menyumbangkan
Angin sepoi-sepoi, melunak badan yang lagi, perkat keringat kental, hembus, tercium ngengat, 
Senjah, mungkuak, aku cape, bram, kaki dan betis, ku pegal-pegal, muka ku, kusam, menetes, tetesan pewangi yang aku balur, satu jam yang lalu sebelum ku mengacap kaki ke sini, titik, hunian. Yang di tempu, kediaman bram. 
Bram.. Ah...istrah sajah duluh sejenak, sambil mengayun-ayun kan kaki mu, kita, sambil,menyantap,tebu batang, yang sudah kupas, di panen samping rumah,kediaman bram,sambil mengeruk-geruk, menguya batang tebuh, yang sudah di iris, ampas, nya di buang, ya, "sa, gulanya sajah di perah dan di telan, ahh... Keras sekali batang, tebuh ini, itu dia, kita kan, makan gula murni panen dari, pohon tebu asli, tampa di jinak di perusahan tidak terkontaminasi bahan kimia, kita langsung nyantap perah gula dan perahanya, sambil menelan, air perahan. Rasanya nikmat ya, bram, ia.. Kan, sudah aku katakan, perlahan,kan,pasti,kenikmatanya dapat...
Oh, iya, kapan, kamu mampir ke ke rumah ku,Bram,Rumah mu, di mana, ahhh... Mau tau, kan, sebelumya, tanya dulu, biar tidak sesat, kenalanya lama, asal-usul ku, kamu tak, tahu, Bram, ahh... Itu, ajah kow bawel, jawab ajah di mana, oh.. Iya, rumah aku di, mawe, tepatnya di rute, jalan benteng jawa, Borong-Ruteng, oh, bagus dong, berarti aku, liwat, di depan Arena mu, ia,kapan-kapan kamu singgah, kamu,lihat,pondok ku yang asry itu, di atas, gunduk kecil itu, depan jalan raya, benteng-borong-ruteng, itu,di pagar keliling bambu, kelihatan asrykan. Ia, sa, satu waktu ya aku, singgah, 
  "ia, ku tunggu.***💝💝💝

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan jika Anda punya saran, kritik, atau pertanyaan seputar topik pembahasan.
Catatan :
Komentar ini menggunakan moderasi, setiap komentar yang masuk akan diperiksa terlebih dahulu sebelum ditampilkan. Hanya komentar yang berkualitas dan relevan dengan topik di atas yang akan ditampilkan. Harap gunakan sebaik-baiknya dan sebijak mungkin form ini. Terima kasih untuk kerja samanya. (jangan lupa centang notifme)